Sudah sepuluh tahun, sejak batch pertama pengiriman manusia ke Mars, dalam Project SpaceX. Batch pertama dianggap sukses. Manusia berhasil bertahan hidup di Mars, dengan membuat dome raksasa untuk menanam vegetasi pangan, yang sekaligus menghasilkan oksigen. Selain itu, dengan metode penyulingan udara, dapat dihasilkan air murni untuk diminum. Kemudian pada batch kedua, dibawalah ratusan ribu bibit ternak: domba, ayam, babi, dan ikan.
Sepuluh tahun kemudian, tepat tahun 2060, tiga perempat penduduk bumi sudah migrasi ke Planet Mars. Seperempat sisanya bukanlah manusia kasta bawah yang ditinggalkan. Pemilik SpaceX, Elon Musk juga ada di kelompok ini. Mereka adalah manusia terpilih, yang memiliki tugas khusus: memastikan bumi yang sudah rusak parah ini, bisa melakukan rehabilitasi alam secara mandiri, bilamana ditinggalkan umat manusia. Targetnya, pada 2064, dalam empat batch lagi, semua umat manusia sudah meninggalkan bumi dan bermukim di Mars.
Beberapa puluh tahun kemudian, dari Pulau Socrota, muncullah Dajjal, seperti yang telah diramalkan salah satu agama. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia berteleportasi ke Jazirah Arab. Dajjal muncul di tengah gurun pasir. Aneh, tiada kehidupan. Padahal seharusnya di sini lah ia akan menemukan umat pertama yang akan jadi pengikutnya.
Setelah beberapa kali teleportasi, akhirnya Dajjal hanya menemukan sekawanan unta liar, yang sedang berteduh di bawah pohon kurma, di tepian oasis. Dengan kekuatannya, Dajjal bertanya ke unta alpha. Unta itu menjawab, ‘sejak aku lahir, aku tak pernah melihat makhluk seperti yang kamu ceritakan’.
Tak paham dengan takdirnya, Dajjal kemudian berteleportasi ke India, wilayah umat keduanya. Ia muncul di tepian Sungai Gangga, yang merupakan sumber kehidupan dan pusat kebudayaan. Di sini lah ia akan mendapatkan banyak pengikut. Tapi tak seperti ramalan yang dimukzizatkan kepadanya, bahwa ia akan dianggap sebagai Nabi, lantaran bisa menjernihkan Sungai Gangga. Yang ia temukan, Sungai Gangga sudah sejernih kristal. Berbagai jenis ikan hidup di dalamnya. Ia hanya menemukan reruntuhan bangunan di tepian sungai. Itupun sudah ditumbuhi pepohonan lebat, hampir menyerupai hutan amazon. Jawaban dari ikan salmon Sungai Gangga juga sama, mereka tak pernah melihat makhluk seperti yang dideskripsikan Sang Dajjal.
Dajjal kemudian menuju ke satu pulau, terpadat di dunia, yang terletak di negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Dajjal muncul di Pulau Jawa. Ia mengelilingi Pulau Jawa beberapa kali, di timur, di tengah, di barat, kembali ke timur. Hingga akhirnya, Dajjal mengambil kesimpulan bahwa: sudah tidak ada lagi umat manusia di muka bumi.
Sendirian tanpa pengikut, beda jauh dengan takdirnya, Dajjal mulai kebosanan. Kemudian ia mulai mengeluarkan ilmu-ilmu magisnya. Hanya saja, karena tidak ada umat manusia yang menyaksikan, tidak ada yang bisa ia buat terpukau. Tidak ada yang memujanya. Tidak ada yang menjadi pengikutnya. Akhirnya, ia bosan lagi.
Hingga akhirnya, supaya tidak kebosanan dan merasa kesepian di muka bumi, Dajjal menggunakan salah satu mukzizat terbesarnya. Ia membangkitkan manusia yang sudah mati. Dajjal menghidupkan Patih Gajah Mada. Karena menurut mukzizatnya, dimana ia diberikan ilmu pengetahuan lintas dimensi waktu, Gajah Mada dikenal sebagai manusia terkuat di kerajaan terbesar di Tanah Jawa, Majapahit.
Demi mengusir bosan, dan demi melaksanakan misinya, Dajjal mengajak Gajah Mada adu panco. Jika ia mengalahkan Gajah Mada, maka ia akan dipandang sebagai manusia terkuat di Jawa.
Awalnya, Dajjal meremehkan Gajah Mada. Ia akan menang mudah, tanpa harus menggunakan jurus gaibnya. Namun, ternyata ia hampir dibuat kalah. Sehingga akhirnya, Dajjal menggunakan kekuatan magisnya untuk mengalahkan Gajah Mada. Karena memang tujuannya di muka bumi, ingin menunjukkan mukzizatnya, demi mencari umat pengikut. Tapi setelah beberapa kali tanding panco ulang, Gajah Mada pundung karena selalu dikalahkan oleh Dajjal dengan curang.
Bosan adu panco, Dajjal mengajak Gajah Mada berkeliling Pulau Jawa untuk menemukan hiburan yang lain. Hingga akhirnya mereka menemukan kuburan Hokage ke 5 Indonesia. Setelah adu power dan debat argumentasi, tak dinyana Dajjal kalah dari Hokage ke 5. Dan sebagai hukumannya, Dajjal dijadikan petugas partai.
Akhirnya karena tak mau terlihat lemah, lantaran berbahaya untuk misinya, Dajjal mematikan kembali Hokage ke-5. Gajah Mada pun mengejek Dajjal Cupu! Kemudian dengan ilmunya yang lain, Dajjal menghapus memori Gajah Mada atas kejadian barusan. Supaya tidak ada yang jadi saksi atas kelemahannya.
Selanjutnya, Dajjal membawa Gajah Mada yang masih linglung, teleport ke tanah Sunda. Mereka menemukan kuburan Haji Gibran H. Setelah menggunakan ilmu untuk melihat sejarah hidup Haji Gibran, Dajjal tertarik untuk membangkitkan manusia yang dikenal sebagai CEO salah satu unicorn dari Indonesia ini. Agar kontekstual, Haji Gibran ditantang lomba melatih ikan lele melakukan trik berhitung.
Lomba pun dimulai, dengan Patih Gajah Mada sebagai jurinya. Gajah Mada yang masih sakit hati kepada Dajjal, memihak ke Haji Gibran. Namun sesungguhnya tiada harapan, lantaran ia sudah tahu bahwa si Dajjal punya kemampuan berbicara dengan hewan.
Namun, dasar ikan lele tak punya otak, lebih tepatnya dasar ikan lele tak punya akal. Sudah dijelaskan pakai berbagai jenis bahasa hewan, sudah dijelaskan dengan berbagai ilmu algoritma, tetap saja lele tak bisa berhitung. Bahkan cuman menjumlahkan satu tambah satu saja, ngah ngoh. Alhasil si lele diganjar dengan jurus petir oleh si Dajjal.
Sementara Haji Gibran, dengan mengiming-imingi pakan pelet berprotein tinggi, berhasil membuat ikan lele menurut padanya. Jika diberikan satu butir pelet, ditambah satu butir pelet, si lele akan melompat ke permukaan air dua kali. Sehingga akhirnya, dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, Patih Gajah Mada mengangkat tangan Haji Gibran, dan menyatakannya sebagai pemenang, mengalahkan Dajjal.
Keduanya secara serempak berteriak, “Dajjal Cupu!”
Alhasil keduanya dimatikan kembali oleh Dajjal.
The End.